Tuesday, June 26, 2007

Perilaku dan Trend

Beberapa bulan terakhir ini, berdasarkan pengalaman pribadi ku, aku menemukan bahwa begitu besarnya dampak media dan trend yang dihembuskan oleh media terhadap perilaku manusia, terutama pada anak2 muda (ABG sampai karyawan muda), belum lagi dengan maraknya aksi2 dari golongan agama tertentu yang anarkis yang penuh dengan kemarahan merusak segala sesuatu yang mereka anggap membenci iman mereka ataupun bertentangan dengan iman mereka.

Aku berbicara dengan banyak orang via dunia cyber dan mendapati perilaku manusia yang sangat menyedihkan dimana segala sesuatu yang dianggap KEREN adalah jika kita bisa mencari2/menemukan 'kesalahan', mengungkit itu di depan publik dan menyerang orang/sesuatu yang berhubungan dengan kesalahan tersebut. Cth: maraknya video2 yang menjelek2kan agama2 tertentu yang dibuat oleh pemeluk agama lain yang mengaku2 bekas pemimpin agama yang dijelek2kan itu..contoh lain adalah efek buku novel "Da Vinci Code" yang mungkin melemahkan iman seseorang dan kemudian orang itu bertindak hampir mirip dengan contoh pertama, meninggalkan iman dan menjelek2kan iman yang dia anut maupun iman orang lain seakan2 semua orang yang memilih untuk beriman adalah salah dan bodoh..then he claim himself as an atheist.

Pertanyaan pertama, apakah yang salah dengan "beriman"?Tidak ada yang salah..dengan beriman, orang menjadi punya pengharapan, kasih dan kemauan besar untuk mengampuni dan diampuni (idealnya)..semakin beriman seseorang semestinya semakin baik juga orang itu sebagai manusia, tapi pertanyaannya, mengapa begitu banyak orang yang terlihat semakin beriman semakin buruk kelakuannya dan tidak ragu2 untuk membunuh orang lain dengan alasan iman?..tentu ada 2 alternatif jawaban untuk ini:

1. Orang tersebut tidak benar2 mengenal/memperdalam imannya atau
2. Ajaran agama yang di anut oleh orang tersebut mengajarkan sesuatu yang salah.

Dari 2 alternatif tersebut sudah jelaslah bahwa sebenarnya tidak salah untuk beriman dan memegang teguh imannya, tergantung dari ajaran imannya apakah salah atau benar.

Lalu bagaimana dengan Tidak Beriman?terserah saja, tapi meskipun kita tidak beriman, kita tetap tidak bisa tidak mengakui bahwa apapun yang kita inginkan tidak dapat selalu kt dapatkan, dan apapun yang tidak dapat kita lihat belum tentu benar2 tidak ada, dan kita tidak bisa menemukan titik tolak dari kebenaran, karena dengan menjadi atheis kita tidak akan pernah punya kebenaran yang sepenuhnya benar melainkan hanya sesuatu yang subjektif dari diri kita dan itu terus berkontradiksi dengan yang orang lain anggap benar. Menjadi tidak beriman akan berujung kepada pencarian jati diri yang tidak ada akhirnya, karena manusia memang sebenarnya tidak pernah benar2 bisa menjawab semua persoalan dirinya hanya mengandalkan pada dirinya sendiri saja.

Yang kedua, tendensi trend dari percakapan or joke jaman sekarang adalah cenderung mengeksploitasi kekerasan/kekasaran atau sex saja, seakan2 diluar topik seperti itu tidak ada yang menyenangkan(fun)...beberapa minggu lalu, saya bahkan mendapatkan seseorang melontarkan joke (or something that he meant to be joke) tentang Tuhan dan aktifitas seksual terhadap Tuhan..is that funny???I don't think so..Jika ada seseorang yang melontarkan joke tentang aktifitas seksual kepada orang tua kita (ibu misalnya) apakah itu lucu???..tentu tidak, kita pasti marah besar....apalagi joke itu dikenakan kepada Tuhan..

Dimanakah peran media dalam issue yang kedua ini?bisa jadi dari acara2, film2, host atau presenter yang terkenal dengan cara2 komunikasi yang mengeksploitasi seks dan kekerasan, cth. Tukul dengan kata2 terkenalnya "Tak sobek2 mulutmu.." dll sebagainya.

Semua ini buat aku jadi prihatin..apakah tidak ada cara berkomunikasi yang lebih baik? Apakah memang akan jadi seperti ini saja orang2 muda kita?Apakah akan ada pembaharuan atau perubahan yang lebih baik...semoga saja...aku akan terus berdoa untuk itu.

Semoga Tuhan membimbingku untuk tidak terjebak dalam arus yang sama..

Friday, June 22, 2007

We are A Family

Baru dapat mp3 lagu "We are a family" dari OST Dream Girls...isinya sangat menyentuh:

It's more than u, it's more than me
no matter what we are, we are a family
this dream is for all of us, this one can be real
and you can't stop us now, because of how u feel

it's more than u, it's more than me
whatever dreams we have, there're for the family
we're not alone anymore, now there're others there
and that dream's big enough
for all of us to share

so don't think you're going, you're not going anywhere
you're staying and taking your share
and if u get affraid again, I'll be there

we are a family, like a giant tree, branching up for the sky
we are a family, we are so much more than just u and I
we are a family, like a giant tree
going stronger, going wiser
we are going free...
we need u..we are a family

Thursday, June 21, 2007

Kriteria

Setiap orang pasti punya cita2, hasil dan apapun yang ingin dia capai dalam setiap langkah hidupnya. Dan tolok ukur keberhasilan tiap orang dalam menggapai apapun yang jadi tujuan hidupnya tentu saja tidak terlepas dari kriteria apa yang dipakai untuk menentukan apakah dia sukses atau tidak.

Contoh: seseorang mempunyai tujuan untuk berhasil dalam pekerjaan, dan kriteria yang dia pakai untuk menentukan dia berhasil atau tidak adalah: Gaji yang besar, Posisi yang enak, Lingkungan kerja yang asik, atau berhasilnya dia menguasai bidang pekerjaannya.

seseorang yang mempunyai tujuan untuk berhasil dalam rumah tangganya, kriteria yang dia pakai adalah: punya istri/suami yang cantik/keren, punya anak cukup, penghasilan secara finansial bagus, dll

Pertanyaannya adalah bukan kepada berhasil atau tidaknya tujuan tersebut tapi lebih pada TEPATkah kriteria yang kita pakai?

Saya pernah menjumpai teman yang mempunyai kriteria keberhasilan dalam kerja adalah 'ber Gaji Besar"...tidak salah..tapi dalam perjalanan hidupnya meniti karir, ternyata gaji besar tidak menentukan apakah dia berhasil atau tidak dalam pekerjaannya, karena tidak jarang dia harus membuat keputusan yang merugikan orang banyak dan itu sangat mengganggu hati nuraninya.

Sebanyak apapun kriteria yang kita berikan, setinggi apapun cita2 yang ingin kita gapai, selalu pada akhirnya kita menilai keberhasilan kita pada apakah kita sudah cukup berbahagia dengan keadaan itu?

Lalu apakah dengan terpenuhinya semua kriteria itu bisa berarti bahwa kita berhasil? bisa saja, tapi apakah kita berbahagia dengan keberhasilan itu? belum tentu..

Itulah sebabnya maka kita perlu untuk mensyukuri apa yang kita gapai dengan seluruh usaha dan kerja keras kita, perlu untuk menyadari bahwa kita sesungguhnya adalah manusia yang tidak super power, dalam arti memiliki kelemahan.

Usaha, kerja keras, sikap bersyukur adalah penentu kebahagiaan kita, diluar dari kriteria2 yang telah kita atur bagi diri kita sendiri.

Semoga kita semakin bersyukur...:)..have a nice day..