Monday, September 21, 2009

curhat episode 2: I want my own house!!

Is it too much to ask?

Memang beda kalau beli rumah pakai uang sendiri dengan dibeliin orang meskipun atas nama kita pribadi...bedanya super besar! trust me...

Sampai sekarang aku ga merasa menjadi tuan rumah di rumah yang sekarang aku tempati...yah, karena rumah ini memang bukan hasil dari keringat sendiri tapi keringat orang lain (baca: mertua)..yah karena itulah, dan karena memang lokasinya super dekat dengan kerabat suami, alhasil yang dilihat bukan 'kita berdua' tapi mertua sebagai pemilik rumah..begitu pula dengan saudara suami juga melihat dengan cara yang sama..

Once mertua datang..hilanglah semua 'hak kuasa' atas segalanya di rumah ini...everybody moves/brings/takes everything at my house without my (our) consent, masakanku tidak disentuh dan dijadikan menu kedua setelah masakan mertua..tidak ada tempat yang merupakan tempat pribadi kita berdua yang benar2 cuma kita berdua yang menikmati..karena simply ini bukan rumah kita...

Aku rasa solusinya cuma 1, tinggal di rumah baru yang merupakan milik kita berdua dengan keringat kita berdua, supaya ada penghargaan terhadap apa yang jadi milik kita sehingga orang2 tidak bisa sembarangan di rumah kita..my house my rules, my territory, itu yang kumau!

Tapi mungkinkah bisa???

Friday, September 18, 2009

Thy will be done...

Gak terasa sudah 6 bulan lebih usia kehamilan aku (mama bilang malah 7 bulan lebih), berarti sebentar lagi my little baby akan hadir di dunia ini..hal yang membahagiakan sekaligus agak mengkhawatirkan buat aku..

Sejujurnya sampai sekarang aku dihadapkan pada dilema hati..antara menjadi full time mommy atau tetap bekerja dengan resiko anak terlantar..Oh God please help me to decide what's good for my baby and my family...

Jika aku menjadi full time mommy, mengingat keadaan ibu mertua, keadaan ekonomi Indonesia yang carut marut (harga barang mahal, biaya hidup besar, dan biaya sekolah mahal) maka dipastikan Awui akan bekerja lebih berat 20x dari sekarang, padahal aku lihat dia sudah cukup terkuras dengan beban pekerjaan seperti sekarang ini...jika aku bekerja, setidaknya ekonomi keluarga bisa lebih terbantu...

Jika aku tetap bekerja, siapa yang membantu aku merawat dan memastikan little baby-ku baik-baik saja? Mengingat aku sudah tidak bisa mengharapkan kerabat, mertua, orang tua ku sendiri untuk membantu mengawasi pembantu atau baby sitter menjaga anak...aku gak bisa memaafkan diriku sendiri jika anakku tidak bisa bertumbuh dengan baik. Untuk mempekerjakan baby sitter aku butuh space di rumah untuk dia tinggal, dimana rumahku tidak bisa lagi menampung 1 pembantu pun..kecuali kalau aku melakukan renovasi, dan renovasi biayanya tidak murah..

What should I do?

Aku mau ada solusi untuk permasalahan ini, tapi sepertinya tidak ada jalan keluar yang baik yang kulihat di depan mata..aku harus bagaimana?

Ataukah aku harus menunggu..dan menunggu..apa yang Tuhan inginkan untuk terjadi padaku, biarlah itu terjadi...bisakah aku berpasrah kepada Tuhan seperti Bunda Maria dengan berkata.."sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehenda-Mu"?

semoga..semoga..