Tuesday, March 17, 2015

I Stand for What's Right and Truth

Sudah lama ngga nge-blog..mau cerita sedikit tentang apa yang terjadi belakangan ini.

Waktu, uang dan jabatan apalagi kekuasaan memang bisa mengubah karakter seseorang. Aku punya teman baik..namun dengan perjalanan waktu, dia memilih untuk berada bersama-sama dengan orang2 yang mengataiku "sinting" atau "error" hanya karena aku tidak menyetujui pandangan mereka tentang iman katolikku yang sering mereka serang.

point pertama adalah soal iman...iman itu adalah masalah pribadi, selalu masalah pribadi...jika kita memilih untuk berimankan sesuatu pastikan pilihan itu benar2 bijak dan jadilah pemeluk agama atau believer yang sejati. Believer sejati itu adalah orang percaya yang tidak perlu menjelek2kan agama lain untuk merasa yakin bahwa apa yang ia imani adalah sesuatu yang benar.

Tadinya kamu adalah katolik, kemudian kamu berpindah agama menjadi yang lain...jika kamu memang merasa yakin, mengapa mesti menjelek2kan katoliknya untuk menjustifikasi kalau imanmu benar? apakah jika katolik tidak dijelek2kan lantas kamu tidak punya alasan untuk berpindah agama? Sejatinya menurut aku, orang yang terus menjelekkan agamanya terdahulu yang sudah dia tinggalkan dan berimankan yang lain adalah orang yang masih mencari2 kebenaran imannya dan tidak yakin.

point kedua adalah soal pandanganku tentang apa yang menjadi fokus dunia tentang ajaran moralitas katolik seperti pernikahan gay....seorang teman berkata kepadaku bahwa aku seperti "homophobic" dan ini sangat tidak masuk akal mengingat latar belakangku yang minoritas (read: Chinese dan Katolik) di Indonesia..seakan2 aku yang "ditekan" di Indonesia kok tega bersikap diskriminatif terhadap kaum gay dengan melarang mereka untuk menikah atau pernikahannya disahkan oleh negara.

pertanyaannya adalah, apakah being gay adalah sesuatu yang natural atau un-natural, alami atau tidak alami, normal atau tidak normal?manusia diciptakan hanya 2 jenis kelamin: laki-laki dan perempuan..Jika ada pernikahan, secara kodratnya tentu saja harus laki-laki dan perempuan...is it too hard to understand this? Sehingga harus mengatai homophobic, menyerang Gereja Katolik, dll.

Mungkin saya adalah orang jadul yang kampungan, tinggal hanya di Indonesia, tidak pernah ke luar negri...tapi satu hal yang saya selalu yakin, kebenaran itu nilainya mutlak dan berlaku untuk semua orang dan dimana saja. Jika memengang teguh suatu prinsip kebenaran membuat saya dijauhi teman, mungkin mereka bukan benar2 teman saya sejak awal.

So Goodbye...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home