Sunday, August 30, 2015

Menahan Perasaan

Jangan sampai ketahuan...

karena pasti akan ketahuan jika menatap matanya..

let the lyrics say it all...

Wednesday, June 03, 2015

Frustrasi

Hidup memang tidak mudah.

Apa yang kita inginkan bisa saja kita dapatkan, tapi itu belum tentu adalah sesuatu yang benar2 kita harapkan untuk kita dapatkan.

Rasanya sudah nabrak tembok terus-terusan..ingin berpaling, pergi tapi tak ada pintu tak ada jalan keluar. Aku paling benci ketika segala sesuatu berjalan diluar kontrol atau kendaliku...what should I do? Aku selalu merasa apa yang aku inginkan sangatlah sederhana. A time...waktu...waktu untuk kita bersama2 menikmati hidup kita, menikmati takdir dan kodrat kita sebagai sebuah keluarga, dimana tidak ada beban mengganjal, tidak diburu2 waktu, tidak ada tekanan..suatu saat dimana kita bisa tertawa tanpa beban.

aku dan kamu menanggung beban yang berbeda, aku ingin menerima bebanmu dan aku juga ingin kamu bersama2 denganku menanggung bebanku..tapi sepertinya itu adalah hal yang sangat sulit terjadi. Aku merasa sendiri, tidak dihargai, diinjak2 dan kadang tidak diperlakukan sebagai manusia yang selayaknya dicintai.

Ingin sekali berkata selamat tinggal, tapi aku tak mampu. I love you that much I can't even go without myself thinking about you.

I Love You, but you can't understand that. I need you to understand that I love you.

Thursday, May 28, 2015

posting galau

setiap hari, setiap waktu kita dihadapkan pada dilema...apakah kita jadi diri kita sendiri, atau menjadi orang yang diharapkan oleh orang lain.

terkadang apa yang kita rasakan tidak bisa kita bagikan, baik secara tertulis maupun secara lisan, bahkan kepada orang-orang yang kepadanya kita merasa dekat. Bukan salah orang2 di sekitar kita, tapi adalah salah kita..kita merasa kita sudah sangat mengenal orang-orang di sekitar kita, kita percaya...ketika percaya itu, tembok pertahanan kita runtuh. Masalahnya adalah, kita tidak akan pernah tau mereka menganggap kita seperti apa..kadangkala, apa yang kita ceritakan..kepedihan ataupun kesenangan kita, dijadikan sebagai bahan untuk merendahkan, menganggap enteng, atau menghina kita tanpa kita sadari--oleh mereka2 yang kepadanya kita percayakan untuk menerima beban pikiran kita.

ketika pembuktian, apa yang orang lain rasakan terhadap kita dapat kita lihat..disitulah kita harus membuat keputusan...apakah tetap berada bersama mereka, atau menjauh?

trust is earned, not given.

aku sudah membuat keputusan untuk menjauh...setidaknya untuk sementara. Namun, sepertinya memang akan jadi 'selamanya'..Mengapa selamanya? karena semakin hari, semakin aku tidak bisa melihat mereka berusaha mengerti aku sebagaimana aku berusaha keras mengerti mereka.

Hidup memang penuh dengan pilihan...jika kita merasa lebih berbesar hati, lebih suci, lebih tidak berdosa..mengapa kita tidak berusaha mendapatkan kembali hati yang sudah remuk redam atau benci kepada kita?mengapa hanya diam? atau mungkin..selama ini yang ditunjukkan kepada orang lain hanya sebuah topeng...topeng bahwa saya adalah orang baik, suci, beriman, kudus, padahal sebenarnya saya tidak punya apa-apa?

aku hidup sebagaimana diriku ini...tidak ingin berpura2, tidak ingin menjadi orang yang berbeda dari diriku sendiri untuk mendapatkan pujian...hanya hidup untuk memberi inspirasi kepada mereka...mereka yang bisa memahami arti dari hidupku ini dan mengambil makna.

semoga Tuhan beri umur panjang dan kekuatan..semoga...

Monday, April 13, 2015

so alone

Ada kalanya, rasanya ingin melarikan diri dari keadaan..terutama kalau kita sudah tidak punya jalan keluar lagi.

I feel alone, no one could understand me...I'm alone, I'm on my own, I have no hope...

I'm not a tough woman...I don't know..I just want to go away from this situation..I just can't face it anymore.

Sunday, March 29, 2015

Lover and Hater

Pilpres 2014 membuka mataku terhadap banyak hal..beberapa diantaranya adalah tentang "lover" dan "hater".

Jokowi disebut2 sebagai pribadi yang sederhana, jujur dll dst yang baik2, sementara Prabowo dipersepsikan sebagai penjahat yang menculik aktifis 98, tukang janji palsu, pencitraan dll dst yang jelek2.

Tentu saja respon awal dari kita seharusnya adalah "dukung yang baik" atau setidaknya dukung yang baik daripada 2 yang baik, atau dukung yang tidak lebih jahat dari 2 orang yang "gak selalu baik". Apapun pilihan kita, tentu itu sah-sah saja, bahkan pilihan kita dilindungi undang-undang.

Namun taktik kampanye yang busuk dan permainan media yang entah kepentingan bisnis atau politiknya yang bermain, semua persaingan di pilpres menjadi tidak sehat, tidak wajar, dan diluar kaidah sportifitas-keadilan dan kejujuran.

Jokowi yang memiliki keuntungan "citra yang baik" dibuat seakan jadi "idola baru"...semua pakaiannya, tindak tanduknya, perbuatannya, aksinya bagaikan selebritis yang ditiru2, dibuatkan film, dibuatkan lagu, masuk dalam semua pemberitaan...lambat laun, para pendukungnya jadi bukan sebagai voter yang menggantungkan harapan masa depan bangsa, tapi menjadi sekelompok fans...dan mereka disebut "lovers".

Prabowo, yang memiliki kelemahan "citra yang buruk akibat masa lalunya yang kelam" tiba-tiba menjadi musuh bersama, bahkan seperti musuh negara..pemberitaan media yang cenderung memuat semua yang baik tentang jokowi, dan pemberitaan negatif/buruk tentang prabowo, membuat masyarakat banyak yang tidak bisa melihat Prabowo sebagai manusia biasa yang punya salah tapi iblis..dari sinilah konflik sosial muncul dan berkepanjangan.

Kemenangan Jokowi pada waktu pilpres tidak menyelesaikan konflik sosial...bagaimana mungkin bisa selesai, orang2 yang tidak mendukung jokowi commit untuk mengkritisi kebijakannya yang tidak sesuai dengan janji kampanye-nya, dan yang mendukung commit untuk bela mati2an apapun yang jokowi lakukan. Hasilnya adalah caci maki, sebutan "hater", susah move on dll dst.

Jadi, semua ini salah siapa? Salahnya adalah pada istilah Lover dan Hater....

Mereka yang mendukung Jokowi dihadapkan pada konsep hitam putih, dimana Jokowi harus dibela dan yang tidak mendukung Jokowi SELALU adalah orang yang benci secara personal dan tidak jarang tidak dianggap sebagai "rakyat".

Sementara mereka yang tidak mendukung Jokowi, sedang berusaha untuk menerima Jokowi sebagai presiden baru, tentu saja punya harapan bahwa setidaknya Jokowi memenuhi janji-janji kampanyenya.

Fakta yang terjadi, Jokowi banyak mengingkari janji-janjinya, membuat kebijakan yang buruk, tidak mampu mengawasi dan mengatur para pembantu2nya (ie.Mentri) dan sampai sekarang belum menunjukkan kemampuan keluar dari bayang2 Megawati dan para Senior Politik di belakangnya.

Lalu apakah kalau ada kritik lantas seseorang boleh disebut sebagai hater? sebenarnya tidak pernah ada hater, hater itu adalah lover extreme....mereka mencintai terlalu dalam sehingga ketika orang yang dicintai tidak melakukan apa yang diharapkan, maka mereka jadi kecewa. Tapi sejujurnya, Pemimpin negara itu tidak boleh dijadikan sebagai "idola" dan rakyat tidak boleh menjadi "fans" dari pemimpinnya, mengapa? Karena ketika kita selalu membela mati2an, maka para pemimpin tidak mempunyai barometer bahwa perbuatan mereka sudah keliru..mereka akan jadi diktator, berbuat sesuka hati..toh rakyat akan selalu cinta...lalu rakyat dapat apa? gak dapat apa2.

Jika para hater always hate hate hate...sejujurnya para lover harus bersyukur, karena para hater ini membantu pemimpinnya untuk berada pada jalurnya..namun sayang...namanya juga lover..lover always love love love..sehingga jika ada yang hate pemimpinnya, mereka pun berubah menjadi hater dari para hater orang yang mereka cintai.

Jadi what is lover, what is hater?
lover is hater of hater?:)

Tuesday, March 17, 2015

The Story of The So Called "Family"

Waktu susah..semua berkumpul bersama...apa yang dimiliki pribadi adalah milik sama2...semua bahagia, semua bekerja sama kerasnya...

Waktu berlalu...masing2 telah menemukan jalan hidupnya, berkeluarga..sebagian sukses menjadi kaya, sebagaian tetap sama, dan ada juga yang jatuh sakit dan miskin.

Tapi uang tetap jadi penjahat keji-nya....segala cara dilakukan untuk memperkaya diri, termasuk menipu saudara sendiri, menyebarkan berita bohong dan memfitnah.

Apakah itu Keluarga?

Ketika kamu miskin, mereka bilang: "kita bukan keluarga karena xx dan yy"
Ketika kamu kaya, mereka berebut klaim: "si A saudara saya"

Bahkan kepada seorang paman yang sudah meninggal dan tidak bisa membela dirinya sendiri, kamu tega mengeluarkan fitnah keji dan menyakiti anak-anaknya.

Apakah itu Keluarga?

Untunglah aku bukan keluarga-mu..karena aku tidak sepertimu.

I Stand for What's Right and Truth

Sudah lama ngga nge-blog..mau cerita sedikit tentang apa yang terjadi belakangan ini.

Waktu, uang dan jabatan apalagi kekuasaan memang bisa mengubah karakter seseorang. Aku punya teman baik..namun dengan perjalanan waktu, dia memilih untuk berada bersama-sama dengan orang2 yang mengataiku "sinting" atau "error" hanya karena aku tidak menyetujui pandangan mereka tentang iman katolikku yang sering mereka serang.

point pertama adalah soal iman...iman itu adalah masalah pribadi, selalu masalah pribadi...jika kita memilih untuk berimankan sesuatu pastikan pilihan itu benar2 bijak dan jadilah pemeluk agama atau believer yang sejati. Believer sejati itu adalah orang percaya yang tidak perlu menjelek2kan agama lain untuk merasa yakin bahwa apa yang ia imani adalah sesuatu yang benar.

Tadinya kamu adalah katolik, kemudian kamu berpindah agama menjadi yang lain...jika kamu memang merasa yakin, mengapa mesti menjelek2kan katoliknya untuk menjustifikasi kalau imanmu benar? apakah jika katolik tidak dijelek2kan lantas kamu tidak punya alasan untuk berpindah agama? Sejatinya menurut aku, orang yang terus menjelekkan agamanya terdahulu yang sudah dia tinggalkan dan berimankan yang lain adalah orang yang masih mencari2 kebenaran imannya dan tidak yakin.

point kedua adalah soal pandanganku tentang apa yang menjadi fokus dunia tentang ajaran moralitas katolik seperti pernikahan gay....seorang teman berkata kepadaku bahwa aku seperti "homophobic" dan ini sangat tidak masuk akal mengingat latar belakangku yang minoritas (read: Chinese dan Katolik) di Indonesia..seakan2 aku yang "ditekan" di Indonesia kok tega bersikap diskriminatif terhadap kaum gay dengan melarang mereka untuk menikah atau pernikahannya disahkan oleh negara.

pertanyaannya adalah, apakah being gay adalah sesuatu yang natural atau un-natural, alami atau tidak alami, normal atau tidak normal?manusia diciptakan hanya 2 jenis kelamin: laki-laki dan perempuan..Jika ada pernikahan, secara kodratnya tentu saja harus laki-laki dan perempuan...is it too hard to understand this? Sehingga harus mengatai homophobic, menyerang Gereja Katolik, dll.

Mungkin saya adalah orang jadul yang kampungan, tinggal hanya di Indonesia, tidak pernah ke luar negri...tapi satu hal yang saya selalu yakin, kebenaran itu nilainya mutlak dan berlaku untuk semua orang dan dimana saja. Jika memengang teguh suatu prinsip kebenaran membuat saya dijauhi teman, mungkin mereka bukan benar2 teman saya sejak awal.

So Goodbye...

Thursday, January 10, 2013

Would You?

A tough decision to be made as soon as possible..

Would you stand by me in case something bad happened?

Would you be able to stand in your own feet when I can't support you anymore?